Kamis, 04 Juni 2009

Universitas Jambi


Universitas Jambi adalah perguruan tinggi negeri di Jambi, Indonesia, yang berdiri pada 23 Maret 1963. Rektornya adalah H. Kemas Arsyad Somad, SH. MH..

Fakultas

Universitas Jambi memiliki lima fakultas, yaitu:

1. Fakultas Ekonomi (terdiri dari tiga Jurusan yaitu: IESP, Manajemen, Akuntansi)
2. Fakultas Hukum
3. Fakultas Pertanian
4. Fakultas Peternakan
5. Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan
6. Fakultas kedokteran

Jenjang pendidikan yang dapat ditempuh di Universitas Jambi adalah jenjang D3, S1, dan S2.

Universitas Jambi
Didirikan 23 Maret 1963
Jenis Perguruan Tinggi Negeri
Rektor H. Kemas Arsyad Somad, SH. MH.
Lokasi Jambi, Indonesia
Situs web http://www.unja.ac.id

Minggu, 31 Mei 2009

KBK FK UNJA


Perubahan kurikulum Fakultas Kedokteran di Indonesia khususnya di UNJA mengarahkan terciptanya lulusan dokter yang benar-benar memiliki kompetensi standar yang dipersyaratkan dan bukan sekedar gelar dokter tanpa ketrampilan atau kompetensi. Harapan ini terasa tidak muluk-muluk manakala kita mencermati perkembangan pelayanan kesehatan di masyarakat sekarang lebih cenderung menekankan kompetensi dan bukan gelar. Sebagai bukti dapat dilihat pada tataran masyarakat yang memandang indikator sembuh sebagai output dan bukannya proses yang dilakukan, sehingga makin berkembang pengobatan alternatif yang cenderung tidak rasional tetapi menjadi primadona masyarakat.

Menyesuaikan dengan tuntutan tersebut maka institusi pendidikan yang mencetak tenaga profesional perlu berbenah dengan menyiapkan lulusannya siap dan mampu kompetensi.
Langkah tersebut telah dimulai beberapa tahun oleh FK UNJA dengan pembuatan kurikulum berbasis kompetensi khususnya dengan memperluas kerjasama akademis dengan praktisi kesehatan. Salah satu yang masih baru adalah Field Lab. Satu pengembangan metode pembelajaran untuk memperoleh kompetensi melalui PBL (Problem Based Learning) dan menajamkan pengenalan akan kompetensi seoran dokter dengan terjun langsung ke institusi pelayanan kesehatan untuk menyelaraskan ilmu teori dengan praktek para praktisi sehinga ke depan benar-benar siap menyediakan profesionalisme yang dibutuhkan.

Semoga harapan Anda dan kita semua dapat terwujud. Semua upaya selalu harus diawali dengan niat yang kuat serta kerja keras. Bravo Fakultas Kedokteran UNJA.

Pengkaderan pada Ospek!!

Di post sebelumnya telah saya sampaikan bahwa bagaimanapun mahasiwa baru perlu dberi pengondisian keras sesuai dg definisi yg telah saya berikan. Namun ospek dengan model semi militeristik ini “hanya” akan efektif bila dijalankan oleh pihak militer itu sendiri. Nah, lantas apakah itu artinya mahasiwa tidak mampu atau tidak sebaiknya menjadi pelaksana ospek? Tidak juga, karena yg penting tentang ospek bukanlah pilihan metodologinya (apakah pake perploncoan atau yang lain), melainkan tujuan dan esensi yang diupayakan darinya.


Ospek - ajangnya ngemong mahasiswa baru

Ketika mahasiswa menjadi pelaksana ospek, apa yang perlu kita perhatikan di sini adalah untuk menempatkan pengkaderan massal (Ospek) dalam porsi yang sewajarnya. Kita perlu ingat bahwa selain ospek masih ada event pengembangan diri lain seperti Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa, Achievement Motivation Training atau yang lain. Ospek tidak perlu mengambil tujuan belajar yang terlalu muluk.

Membentuk mahasiswa profesional bermental pemimpin yang memiliki sikap kritis, kreatif, inisiatif, proaktif, berpikiran luas, berintegritas pribadi yang dilandasi kejujuran, kebenaran, dan keadilan.

Memang tujuan yang bagus, tapi tidakkah itu berlebihan? Bahkan training atau workshop pengembangan diri profesional saja berhati-hati dalam membuat ukuran sukses para lulusannya. Sekedar maksud baik saja belum cukup, kita juga perlu realistis dan miliki kompetensi yang cukup untuk mewujudkan maksud baik itu.

Secara riil, kita tidak mungkin mencapai tujuan yang muluk2 untuk event yang diikuti oleh banyak peserta dengan waktu yang singkat dengan kompetensi pengkader yang belum bisa 100% kita standarkan. Secara umum, tujuan untuk membangun, menumbuhkembangkan, meningkatkan dan apapun yang intinya bukan membentuk adalah tujuan yang terbilang realistis. Semisal begini:

1. Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa. Jangan dianggap sekedar sbg formalitas. Peningkatan ketakwaan adalah bangunan dasar untuk membangun peran fungsi sbg mahasiwa. Sebelum dia bisa menjadi agen perubah dan iron stock, hal pertama yang harus dibentuk adalah kekuatan moralitas yang itu bukan hanya berdasar pada conscience atau common sense, melainkan lebih utama dari ajaran agama masing2.

2. Meningkatkan rasa bangga terhadap almamater dan tanah air. Ini penting untuk membentuk arogansi produktif yang menjadi modal untuk bersedia proaktif menghilangkan cela, membangun prestasi dan reputasi fenomenal dari almamater dan juga tanah air.

3. Membina kebersamaan, solidaritas dan kekeluargaan di antara maba dan warga. Ndak enak banget rasanya klo kampus hanya jadi tempat untuk ndapetin materi dari dosen, guyon ama beberapa orang, habis gitu pulang. Kampus sungguh akan jadi tempat yang lebih nyaman dengan adanya keakraban antar dosen mahasiswa dan juga karyawan.

4. Menumbuhkembangkan sikap peka, peduli dan solutif. Ini semua adalah sikap yang perlu ditujukan kepada sesama rekan satu angkatan dan juga seluruh civitas yang ada. Kampus adalah salah satu tempat pembelajaran terlama kita, sehingga amatlah layak bagi kita untuk menjalaninya dengan penuh saling peduli sebagaimana layaknya sebuah keluarga.

ini semua tujuan umumnya, untuk tujuan khususnya dipostingan selanjutntya...